PE-LURUS-AN BUKU (1)

PELURUSAN BUKU "MELURUSKAN SEJARAH MAJAPAHIT
 
Adalah sebuah buku yang berjudul "Meluruskan Sejarah Majapahit", penulis Irawan Djoko Nugroho, yang diterbitkan oleh Ragam Media, Yogyakarta, cetakan pertama tahun 2009, setebal 274 halaman. Buku tersebut terdiri dari 6 Bab, dengan sistematika Bab I  membahas tentang Sejarah dan Sejarawan ; Bab II berkisah tentang Nagarakrtagama sebagai prasasti ; Bab III bertutur tentang Nagara dalam prasasti Nagarakretagama ; Bab IV berkisah tentang Wilayah Majapahit dalam perbandingan ; Bab V menuturkan Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa ; Bab VI menuturkan tentang Wilayah dan administrasi wilayah negara.
Foto-foto yang menghiasi beberapa halaman merupakan foto relief-relief yang terdapat pada Candi Borobudur yang nota bene bukan peninggalan kerajaan Majapahit.
Dibagian akhir, tepatnya pada halaman 274 terdapat 15 point kesimpulan tentang data dan informasi yang diluruskan (Meluruskan Penyimpangan Sejarah Majapahit).


Kesan umum yang pertama kali kita dapatkan dengan membaca buku ini adalah serba membingungkan dan cukup banyak kejanggalan-kejanggalan yang ditemui. Kejanggalan yang pertama adalah, buku ini berjudul "Meluruskan Sejarah Majapahit" namun gambar-gambar atau foto-foto yang disajikan adalah relief-relief pada Candi Borobudur (peninggalan wangsa Syailendra), yang pada dasarnya telah ada jauh sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Dan tentunya merupakan suatu hal yang sama sekali tidak relevan dengan judul bukunya sendiri, yang seharusnya menggunakan setting artefak-artefak atau situs-situs peninggalan kerajaan Majapahit yang masih tersisa, dan bilamana mungkin menggunakan foto-foto peninggalan kerajaan Majapahit yang belum pernah dipublikasikan.

Dari sisi pembahasan, terasa tidak fokus, tidak sesuai dengan judul bukunya sendiri, hal ini dapat terlihat dari isi Bab I yang membahas tentang Sejarah dan Sejarawan serta Bab V yang menguraikan tentang Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa. Pertanyaannya adalah : "Apa relevansi Sejarah dan Sejarawan dengan meluruskan Sejarah Majapahit ?". Kalau toh uraian bab ini harus ada, maka akan lebih tepat dimasukkan dalam bab Pengantar. Pertanyaan berikutnya adalah : "Apa relevansi Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa dengan meluruskan Sejarah Majapahit ?". Saya katakan tidak ada relevansinya. Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa merupakan materi yang lebih luas bila dibandingkan dengan meluruskan Sejarah Majapahit (yang seharusnya terbatas pada lingkup kerajaan Majapahit). Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa memiliki cakupan luas yang seharusnya membahas tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di pulau Jawa, sebagai misal mencakup : Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Mataram Hindu, Kerajaan Singosari, Kerajaan Kadiri, Kerajaan Kahuripan dan lain-lain sampai dengan kerajaan Mataram Islam. Pembahasan tentang Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa ini membuat isi buku tersebut tidak fokus kepada sejarah Majapahit yang akan diluruskan (sesuai dengan judulnya), dan lebih menegaskan kebingungan si penulis buku sendiri, sehingga terkesan si penulis tidak tahu apa yang harus ia tulis (tentunya berkaitan dengan sejarah Majapahit yang akan diluruskannya). Atau dapat disimpulkan secara umum bahwa si penulis tidak menguasai materi yang akan ia bahas sendiri.

J.B. Tjondro Purnomo ,SH
Bersambung ...............................


Komentar