Postingan

EMPAT PATAKA KERAJAAN MAJAPAHIT

Gambar
Berikut ini akan sedikit kami uraikan tentang Pataka peninggalan Kerajaan Majapahit yang seharusnya tetap ada di negara kita sendiri. PATAKA SANG DWIJA NAGA NARESWARA Pataka Sang Dwija Naga Nareswara dari Kerajaan Majapahit ini berbentuk Tombak Pataka Nagari sebagai perwujudan dari Naga Kembar penjaga Tirta Amertha , terbuat dari bahan tembaga. Tombak  Pataka ini di buat di era Kerajaan SINGHASARI (abad 12 – 13 Masehi), dan diwarisi oleh Kerajaan MAJAPAHIT (Wilwatikta). Merupakan satu-satunya tombak pataka Singhasari yang mampu diselamatkan oleh SANGRAMA WIJAYA pada saat keruntuhan Kerajaan Singhasari akibat serbuan Kerajaan Gelang-gelang. Pataka lainnya berhasil dikuasai dan diboyong oleh Raja Jayakatwang ke Kerajaan Gelang-gelang. Pada Tombak Pataka ini lah pertama kali di pasang bendera Kerajaan Wilwatikta (Majapahit) ketika di proklamirkan di hutan Tarikh (setelah penyerbuan pasukan Tartar dan pasukan SANGRAMA WIJAYA atas Kerajaan Gelang-gelang).

PENYESATAN MAJAPAHIT VERSI BRAHMARAJA XI (1)

Gambar
Sejarah Majapahit banyak disesatkan, sejarah Majapahit dibelak-belok demi kepentingan pribadi, akhirnya sejarah Majapahit membingungkan generasi muda. "Yang Maha Mencipta, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Mengakhiri ... sujudku setunduk-tunduknya, semoga sirna segala rintangan." Tertulislah sebuah artikel yang berjudul "Sejarah Ibu Majapahit Nusantara" yang termuat dalam  : Blog www.majapahit-masakini.co.cc atau tepatnya dalam artikel ini http://www.majapahit-masakini.co.cc/2009/04/sejarah-ibu-majapahit-nusantara.html   Kutipan artikelnya Dituliskan bahwa : Pada tahun Isaka 1203 (1281 M) dari negeri Cina datang dua orang putri Raja Ming / Miao Li (yang dikenal dengan Mauliwarma Dewa) keturunan Thong (Raja Miao Ciang) / Raja Li, Kerajaan Ming artinya Sinar / Surya,wilayah Cina waktu itu / Campa / Melayu (sekarang Malaya) Singapura atau Tumasek hingga laut Cina Selatan (Nan Hay). ................, kedua putri tersebut adalah “ Dara Jingga “

PE-LURUS-AN BUKU (1)

Gambar
PELURUSAN BUKU "MELURUSKAN SEJARAH MAJAPAHIT   Adalah sebuah buku yang berjudul "Meluruskan Sejarah Majapahit ", penulis Irawan Djoko Nugroho, yang diterbitkan oleh Ragam Media, Yogyakarta, cetakan pertama tahun 2009, setebal 274 halaman. Buku tersebut terdiri dari 6 Bab, dengan sistematika Bab I   membahas tentang Sejarah dan Sejarawan ; Bab II berkisah tentang Nagarakrtagama sebagai prasasti ; Bab III bertutur tentang Nagara dalam prasasti Nagarakretagama ; Bab IV berkisah tentang Wilayah Majapahit dalam perbandingan ; Bab V menuturkan Sejarah dan penulisan Sejarah Jawa ; Bab VI menuturkan tentang Wilayah dan administrasi wilayah negara. Foto-foto yang menghiasi beberapa halaman merupakan foto relief-relief yang terdapat pada Candi Borobudur yang nota bene bukan peninggalan kerajaan Majapahit . Dibagian akhir, tepatnya pada halaman 274 terdapat 15 point kesimpulan tentang data dan informasi yang diluruskan (Meluruskan Penyimpangan Sejarah Maja

MELURUSKAN SEJARAH MAJAPAHIT ? BOHONG !

Gambar
" Meluruskan Sejarah Majapahit " adalah sebuah buku tulisan Irawan Djoko Nugroho , infonya dapat di lihat di sini : http://www.facebook.com/topic.php?uid=78845515468&topic=12527 (facebook) dan di sini : http://catalogue.nla.gov.au/Record/4767070 (katalog buku). Sang penulis mengaku alumnus Universitas Gajah Mada, Jogyakarta jurusan/fakultas Filologi. Beberapa hal yang tertulis di dalam buku karangan beliau (Meluruskan Sejarah Majapahit ) adalah tidak benar alias salah kaprah . Alih-alih 'meluruskan sejarah Majapahit ' tetapi pada faktanya malah "Membelokkan Sejarah Majapahit " . Artikel atau tulisan ini akan membahas pembelokan-pembelokan tersebut secara bersambung atau berkelanjutan. Pembelokan pertama disebutkan bahwa Gajah Mada (sebagai mahapatih Majapahit ) ternyata ada dua orang, yang pertama hidup pada masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi / Hayam Wuruk dan yang kedua hidup pada masa pemerintahan Brawijaya V. Selanjutnya di

PATIH AMANGKUBHUMI KERAJAAN MAJAPAHIT

Gambar
Mengulas tentang kerajaan Majapahit membutuhkan pengetahuan yang mendalam dari berbagai aspek pandang, Majapahit menyisakan berjuta teka-teki, sejarah Majapahit menarik untuk disimak. Tersebutlah jabatan Patih Amangkubhumi pada masa kerajaan Majapahit yang merupakan sebuah jabatan strategis serta menentukan maju-mundurnya kerajaan Majapahit . Jabatan ini dapat disamakan dengan jabatan Perdana Menteri pada era pemerintahan modern saat ini. Seorang Patih Amangkubhumi adalah pemimpin utama jalannya roda pemerintahan di masa kerajaan Majapahit . Berhasil tidaknya pejabat ini dalam melaksanakan tugasnya dapat dinilai dari maju-mundurnya kerajaan Majapahit pada suatu kurun masa tertentu. Jabatan Patih Amangkubhumi ini adalah merupakan patih pemimpin lima pejabat tinggi kerajaan yang dimanifestasikan dalam Sang Panca ring Wilwatikta . Baiklah, lewat tulisan ini akan sedikit diuraikan mengenai personil atau siapa-siapa yang pernah menjabat sebagai Patih Amangkubhumi di era pend

KERAJAAN MAJAPAHIT DAN SEGALA ASPEK-ASPEK NYA

Gambar
Kerajaan Majapahit dan segala aspek-aspeknya ini dalam beberapa aspek masih banyak mengundang perdebatan, baik dari segi sumber penulisannya sampai kepada upaya-upaya pembelokkan sejarahnya yang masih terjadi hingga saat ini. Banyak website atau blog yang mengulas tentang sejarah Kerajaan Majapahit ini, namun tidak semuanya benar atau valid. Yang lebih memilukan lagi adalah terdapatnya segelintir orang yang mengaku-aku sebagai Raja Majapahit saat ini, padahal bila kita teliti dari sudut keturunannya pun, terlihat melenceng sama sekali. Tidak dapat dipungkiri bahwa masa akhir Kerajaan Majapahit ini terkesan misterius, hal ini disebabkan karena minimnya sumber informasi yang ada ( yang sepertinya memang sengaja dihilangkan oleh pihak-pihak tertentu ), termasuk juga telah mulai membiasnya tendensi-tendensi arkeologis, sehingga menyebabkan masa akhir Kerajaan Majapahit ini menjadi semakin kabur dan tidak jelas. Hanya sedikit sekali sumber-sumber ( yang dapat dipergunakan sebaga

RAJA-RAJA MAJAPAHIT AKHIR (1)

Gambar
Setelah interregnum (kekosongan kepemimpinan) selama tiga tahun, maka pada tahun 1456 M, tampillah Dyah Suryawikrama Girisawarddhana menaiki tahta kerajaan Majapahit . Ia adalah salah seorang anak Dyah Kertawijaya yang semasa pemerintahan ayahnya telah menjadi raja daerah (bawahan) di Wengker ( Bhattara ing Wengker ). Di dalam kitab Pararaton ia disebutkan dengan nama gelarnya Bhra Hyang Purwwiwisesa . Ia memerintah selama sepuluh tahun, dan pada tahun 1466 M ia meninggal dunia dan didharmakan di Puri. Sebagai penggantinya kemudian Bhre Pandan Salas menaiki tahta kerajaan Majapahit dan memerintah mulai tahun 1466 M. Ia dikenal pula dengan nama Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana . Sebelum menjadi raja di Majapahit , ia berkedudukan sebagai raja daerah (bawahan) di Tumapel ( bhattara ring Tumapel ). Lihat Pararaton hal 40, prasasti Waringinpitu lempeng IV-verso, baris 1-4 dan prasasti Trawulan III , di dalam OV, 1918, hal. 170. Kitab Pararaton menyebutkan bahwa ia hanya