Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2011

PENDIRIAN KERAJAAN MAJAPAHIT (4)

Gambar
Pada tanggal 7 bulan ketiga, pasukan Daha menyerbu Majapahit dari tiga jurusan, tetapi dapat dihalaukan oleh pasukan Cina. Pada tanggal 15 bulan ketiga, barulah pasukan Cina itu menyerbu Daha. Sebagian pasukan naik perahu menghulu sungai Brantas. Iheh-mi-shih dengan sebagian pasukan lagi menyerbu dari arah Timur, sedang Kau Hsing menyerbu dari arah Barat. Wijaya dengan pasukannya mengikuti dari belakang pasukan Cina.  Pada tanggal 19 mereka sampai di depan pintu gerbang kota Daha, Jayakatwang telah siap menghadapi musuh dengan pasukan yang terdiri dari 100.000 orang (jumlah ini tidak dapat dipastikan, sejarah Dinasti Sung 960-1279 S menyebutkan bahwa raja She-p'o mempunyai tentara sebanyak 30.000 orang). Tentara Cina menyerbu dalam tiga gelombang, maka pertempuranpun berkobar dengan dahsyat dari jam enam pagi hingga jam dua siang. Akhirnya pasukan Jayakatwang mundur masuk ke dalam kota dengan meninggalkan 5.000 orang yang gugur. Segera kota dikepung oleh pasukan Cina,

PENDIRIAN KERAJAAN MAJAPAHIT (3)

Gambar
Diam-diam Wijaya memperkuat diri sambil menunggu saat yang tepat untuk menyerang Kadiri. Di Madura adipati Wiraraja sudah bersiap-siap pula dengan orang-orangnya untuk datang membantu ke Majapahit. Bertepatan dengan selesainya persiapan-persiapan untuk mengadakan perlawanan terhadap Jayakatwang, pada awal tahun 1293 datanglah bala tentara Khubilai Khan (Tartar) yang sebenarnya dikirim untuk menyerang Singhasari, menyambut tantangan Kertanegara yang telah menganiaya utusannya (Meng-Ch'i) . Tentang peristiwa ini sumbernya berasal dari catatan pemimpin armada tentara Mongol tersebut. Catatan itu menyebutkan bahwa pada akhir tahun 1292 Kaisar Shih-Tsu (Khubilai Khan) memerintahkan tiga orang panglima perang yaitu Shihpi, Iheh-mi-shih dan Kau Hsing untuk menghukum Jawa. Dengan armada angkatan laut yang besar mereka bertolak dari Ch'uan-chou. Dalam bulan pertama tahun 1293 mereka telah sampai di Pulau Belitung, di sana mereka itu merundingkan siasat yang akan dijalankan

PENDIRIAN KERAJAAN MAJAPAHIT (2)

Gambar
Bhre Wijaya sangat taat kepada Sri Kertanegara, itulah sebabnya beliau tetap bertahan di Rabut Carat . Tetapi akhirnya beliau harus mundur ke Utara desa Pamwatan Apajeg , di seberang Utara sungai. Pasukan beliau pada waktu itu berkekuatan kira-kira enam ratus orang banyaknya. Keesokan harinya datanglah musung mengejar Wijaya, beliau berbalik menghadapi musuh yang datang. Tetapi jumlah pasukan Wijaya makin sedikit, banyak yang lari menyelamatkan diri dan meninggalkan beliau. Takutlah Wijaya kalau-kalau sampai kehabisan anak buah, lalu berunding dengan para pengikutnya. Wijaya bermaksud hendak pergi ke Terung , berbicara dengan akuwu di Terung yang bernama Rakryan Wuru Agraja (yang diangkat sebagai akuwu oleh Raja Kertanegara) sekaligus meminta bala bantuan dengan mengerahkan rakyat sebelah Timur dan Timur Laut Terung. Bersuka citalah pengikut-pengikut Wijaya mendengar keputusan tersebut. Pada malam hari bergeraklah Wijaya hendak melalui Kulawan karena takut dikejar musuh ya

PENDIRIAN KERAJAAN MAJAPAHIT (1)

Gambar
Hong wilaheng sekaring bhawana langgeng ....................... Setelah raja Kertanegara gugur, Singhasari berada di bawah kekuasaan raja Kadiri Jayakatwang dan berakhirlah riwayat kerajaan Singhasari. Salah seorang keturunan penguasa/bangsawan Singhasari yaitu Wijaya, kemusian berusaha untuk dapat merebut kembali kekuasaan nenek moyangnya dari tangan raja Jayakatwang. Beliau (Wijaya) adalah putera Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Campaka atau Narasinghamurti. Jadi beliau masih keturunan Ken Angrok dan Ken Dedes secara langsung. Dari sisi geneologinya, Wijaya masih keponakan raja Kertanegara, bahkan beliau diambil sebagai menantu oleh raja Kertanegara serta dinikahkan dengan puterinya. Sumber kesusasteraan yaitu Kitab Pararaton dan beberapa Kidung lainnya menyebutkan bahwa beliau menikah dengan dua orang puteri raja, sedang sumber prasasti dan Kakawin (kitab) Negarakertagama menyebutkan beliau menikahi empat orang puteri raja Kertanegara (prasasti Sukamrta lempeng IIa dan IIb)

BRAHMARAJA XI, BUKAN RAJA MAJAPAHIT

Gambar
Berita dari artikel tersebut di atas, silahkan baca di sini Adalah seorang Trowulan yang saat ini bermukim di Bali dan mengaku diri sebagai Raja Majapahit -Bali dengan mengambil gelar abhiseka HYANG BATHARA AGUNG SRI WILATIKTA BRAHMARAJA XI. Hal ini cukup menggelikan dan hanyalah orang-orang yang tidak memiliki wawasan Majapahit yang percaya akan hal ini. Baiklah kita tinjau letak kejanggalan-kejanggalan yang sengaja dimunculkan Pada sumber-sumber sejarah Majapahit tidak pernah dikenal istilah WILATIKTA, baik prasasti-prasasti yang ada maupun kakawin Negarakertagama hanya mengenal istilah WILWATIKTA atau TIKTAWILWA , wilwa berarti buah maja dan tikta berarti pahit , jadi WILWATIKTA berarti Majapahit . Sekali lagi yang ada adalah Wilwatikta dan bukan Wilatikta . Kakawin Negarakertagama yang berjudul asli Desawarnana di dalam pupuh LXXXIII bait yang ke 3, menyebutkan hal yang demikian : "Mashurlah nama pendeta Brahmaraja bagai pujangga, ahli tutur putus dalam tarka, se

TIGA PILAR UTAMA

Gambar
" Majapahit banyak diragukan, Majapahit menyimpan berjuta misteri, Majapahit masih menyimpan kekuatan besar " . Tersebutlah Sri Kertarajasa Jayawardhana yang memiliki senjata utama yang berupa tombak berujung mata tiga (trisula) sebagaimana yang disebutkan di dalam prasasti Sukam'reta berangka tahun 1305. Dengan mempergunakan senjata tersebut beliau dapat menghancurkan musuh-musuh utama Singasari serta mampu mengusir tentara Tartar dari tanah Jawa. Sebenarnya disamping perwujudan senjata trisula itu sendiri, maka trisula dapatlah diartikan sebagai suatu " penggabungan tiga pilar utama " menjadi satu kekuatan utuh, yang bilamana ketiganya bergabung akan menghasilkan suatu kekuatan yang luar biasa. Adapun " tiga pilar " tersebut dapat diidentifikasikan sebagai "kemampuan supranatural" yang dimiliki oleh masing-masing orang atau pribadi. Alkisah pada hari Jum'at malam sekira pukul 24.00 WIB, kami berempat melakukan ritual khusus dengan

EKSPEDISI MAJAPAHIT KE BALI (1)

Gambar
Dikisahkan di Bali adalah raja bernama Sri Gajah Waktera (Dalem Bedaulu), bergelar Sri Astasura Ratna Bumi Banten yang dikatakan sebagai seorang pemberani serta sangat sakti. Disebabkan karena merasa diri sakti, maka keluarlah sifat angkara murkanya, tidak sekali-kali merasa takut kepada siapapun, walau kepada para dewa sekalipun. Sri Gajah Waktera mempunyai sejumlah pendamping yang semuanya memiliki kesaktian, kebal serta juga bijaksana yakni : Mahapatih Ki Pasung Gerigis , bertempat tinggal di Tengkulak, Patih Kebo Iwa bertempat di Blahbatuh, keturunan Kyai Karang Buncing, Demung I Udug Basur , Tumenggung Ki Kala Gemet , Menteri Girikmana – Ularan berdiam di Denbukit, Ki Tunjung Tutur di Tianyar, Ki Tunjung Biru berdiam di Tenganan, Ki Buan di Batur, Ki Tambiak berdiam di Jimbaran, Ki Kopang di Seraya, Ki Kalung Singkal bertempat tinggal di Taro. Sri Gajah Waktera menentang dan tidak bersedia tunduk dibawah kekuasaan Majapahit , sehingga menimbulkan ketegangan antara Ke

AWARD MAJAPAHIT BAHANA NUSANTARA

Gambar
Majapahit kadang disanjung, Majapahit kadang dihujat, Majapahit bahan perdebatan, Majapahit dicaci-maki dan Majapahit dirindukan kemunculannya. Yah ...., inilah kondisi masyarakat kita sekarang ini, mengagungkan pola pikir pragmatis tanpa pernah berpikir siapa yang pertama-tama memunculkan konsep persatuan Nusantara yang pada akhirnya dapat mempersatukan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ini (yang notabene terpisahkan oleh banyak lautan, berbagai budaya dan bahasa daerah). Pola pikir mengagung-agungkan budaya import telah mulai merambah setiap segi kehidupan bangsa ini, generasi muda lebih banyak disuguhi budaya-budaya manca-negara sehingga lambat laun akan melupakan budaya asli bangsa ini. Dan inilah bibit-bibit kehancuran bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara dan dasar persatuan bangsa sepertinya hanya tinggal hiasan buah perjuangan pendahulu-pendahulu bangsa ini. Ironinya, banyak diantara anak negeri ini yang sama sekali telah melupaka

RAJA-RAJA MAJAPAHIT AKHIR (2)

Gambar
Sepeninggal Dyah Suraprabhawa, kedudukannya sebagai raja Majapahit digantikan oleh anaknya Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya , yang sebelum menduduki tahta Majapahit beliau berkedudukan sebagai Bhattara i Kling (Raja bawahan di Keling). Pada masa pemerintahannya beliau tidak berkedudukan di Majapahit , melainkan tetap di Keling, oleh karenanya dalam prasasti-prasasti yang dikeluarkannya beliau disebutkan sebagai Paduka Sri Maharaja Bhattara i Kling disamping sebagai Paduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala Kadiri Prabhunata . Pada awal pemerintahannya, Ranawijaya didampingi oleh seorang rakryan apatih yang bernama Pu Wahan (lihat : OJO XCI, baris kedua), sedang pada akhir masa pemerintahannya ia didampingi oleh seorang rakryan apatih yang bernama Udara . Dari Babad Tanah Jawi diperoleh keterangan bahwa patih Udara ini adalah anak dari patih Pu Wahan, yang semula ia berkedudukan sebagai adipati di Kadiri (lihat : W.L. Olthof, Babad Tanah Jawi , 1941, teks bahasa

PENYESATAN MAJAPAHIT VERSI BRAHMARAJA XI (2)

Gambar
Baiklah kita ulas penyesatan-penyesatan berikutnya   : Petikan artikel Sejarah Ibu Majapahit Nusantara Bagian lain artikel yang sama menyebutkan hal berikut  : "Demikian juga Sri Kerta Wardana / Sri Cakradara yang anak Putri Yulan mengawini Tri Buana Tunggadewi, Ratu Majapahit ketiga menurunkan putra Hayam Wuruk yang menjadi Raja terbesar di Majapahit yang selanjutnya menurunkan Raja-Raja Majapahit dijawa hingga berakhir. Jadi sejak Raja Hayam Wuruk Raja-Raja Majapahit selanjutnya adalah keturunan Putri Yu Lan (Garis Pradana) terbukti pengganti Hayam Wuruk yaitu Wikrama Wardana memakai nama Hyang Wisesa juga suami Dewi Suhita memakai nama leluhurnya yang dipuja di Besakih-Bali Hyang Wisesa yang beristrikan Ratu Mas / Indreswari dan sejak itu para Raja di candikan di ”Parama Wisesa pura”/ Hyang Wisesa pura. " Sekali lagi saya bingung dan merasa seperti orang bodoh ketika membaca petikan artikel tersebut di atas. Dari mana ceritanya Sri Kerta Wardana / Sri Cakradara adalah

SRI KERTARAJASA JAYAWARDHANA (2)

Gambar
Dari pengikut-pengikut Kertarajasa yang disebutkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab Kidung, ada beberapa yang kita jumpai kembali di dalam prasasti-prasasti, yaitu Wiraraja sebagai mantri mahawiradikara , Pu Tambi (Nambi) sebagai rakryan mapatih, dan Pu Sora sebagai rakryan apatih di Daha. Jadi Nambi telah memperoleh kedudukan yang tinggi dalam hierarkhi kerajaan Majapahit, sedang Sora menduduki tempat ke dua. Sumber lain mengatakan bahwa Wenang atau Lawe diangkat sebagai amanca nagara  di Tuban dan adhipati di Datara. Pemimpin pasukan ke Melayu dijadikan panglima perang dengan mendapat nama Kebo Anabrang . Tetapi rupa-rupanya ada juga yang tidak puas dengan kedudukan yang diperolehnya, dan hal ini merupakan sumber timbulnya pemberontakan-pemberontakan dalam dua dasa warsa yang pertama dari kerajaan Majapahit . Pertama, Rangga Lawe menyatakan tidak puas terhadap raja, mengapa bukan dia sendiri atau Sora yang dijadikan Patih di Majapahit (bahwa yang diangkat oleh Kerta

MANA YANG ASLI ?

Gambar
Majapahit menyimpan banyak misteri, Majapahit mengundang decak kagum, Majapahit mengundang perdebatan, Majapahit menyisakan tanda tanya besar. Ada beberapa mahkota yang disebut-sebut sebagai peninggalan kerajaan Majapahit , salah satunya adalah yang dipegang dan dimiliki oleh Brahmaraja XI yang telah menobatkan dirinya menjadi raja Majapahit -Bali.     Foto Mahkota yang dipegang oleh Brahmaraja XI Coba kita perhatikan dengan seksama, mahkota tersebut hanya bermotifkan bunga-bunga kontemporer dan sama sekali tidak mencirikan motif atau ragam hias Majapahit , atau paling tidak menunjukkan kepada kita bahwa mahkota tersebut memang patut kita anggap berasal dari Majapahit . Coba kita bandingkan dengan foto beberapa mahkota di bawah ini  :     Pertanyaan yang muncul : " Manakah mahkota yang asli Majapahit ?".

MAJAPAHIT BUKAN KESULTANAN ISLAM (2)

Gambar
Fakta ke dua yang diungkap oleh Herman Sinung Janutama adalah sebagai berikut : 2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan atau kerajaan Islam.   Tulisan yang sebenarnya pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim tersebut adalah sebagai berikut : Di latar nisan itu tersurat ayat suci Al-Quran: surat Ali Imran 185, Ar-Rahman 26-27, At-Taubah 21-22, dan Ayat Kursi. Ada juga rangkaian kata pujian dalam bahasa Arab bagi Malik Ibrahim: ”Ia guru yang dibanggakan para pejabat, tempat para sultan dan menteri meminta nasihat. Orang yang santun dan mur

MAJAPAHIT : GAJAH MADA

Gambar
Gajah Mada ialah Mahapatih Majapahit yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya. Gajah Mada diperkirakan lahir pada tahun 1300 di lereng pegunungan Kawi - Arjuna, daerah yang kini dikenal sebagai kota Malang (Jawa Timur). Sejak kecil, Gajah Mada sudah menunjukkan kepribadian yang baik, kuat dan tangkas. Kecerdasannya telah menarik hati seorang patih Majapahit yang kemudian mengangkatnya menjadi anak didiknya. Beranjak dewasa terus menanjak karirnya hingga menjadi Kepala ( bekel ) Bhayangkari (pasukan khusus pengawal raja). Karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara (1309-1328) dan mengatasi pemberontakan Ra Kuti, ia kemudian diangkat sebagai Patih Kahuripan pada 1319. Dua tahun kemudian ia diangkat sebagai Patih Kediri . Gajah Mada adalah seorang mahapatih kerajaan Majapahit yang didaulat oleh para ahli sejarah Indonesia sebagai seorang pemimpin yang telah berhasil menyatukan nusantara . Sumber-sumber sejarah yang menjadi bukti akan hal ini banyak ditemukan diberba

EKSPEDISI MAJAPAHIT KE BALI (6)

Gambar
Kebo Iwa : “Wahai Patih Gajah Mada ! Cita-citamu untuk membuat nusantara menjadi satu dan kuat kiranya dapat aku mengerti, namun selama ragaku tetap hidup sebagai abdi rajaku, aku akan menjadi penghalangmu. Maka, taklukkan aku, hilangkan kesaktianku dengan menyiramkan bubuk kapur ke tubuhku. Pernyataan Patih Kebo Iwa rupanya membuat terkesiap Patih Gajah Mada . Patih Gajah Mada menunjukkan reaksi keheranan yang amat sangat atas perkataan Patih Kebo Iwa. Gajah Mada yang mengerti atas keinginan Kebo Iwa, nampak menghantamkan jurusnya ke batu kapur, batu itupun luluh lantak menjadi serpihan bubuk. Patih Gajah Mada menyapukan bubuk tersebut ke arah Patih Kebo Iwa dengan ilmunya, bubuk kapur menyelimuti tubuh sang patih Nampak Patih Kebo Iwa, sesak napasnya oleh karena bubuk kapur tersebut. Kiranya bubuk kapur tersebut membuat olah pernapasan Patih Kebo Iwa menjadi terganggu, hal tersebut mengakibatkan kesaktian tubuh Patih Kebo Iwa menjadi lenyap.Patih Gajah Mada melesat k

EKSPEDISI MAJAPAHIT KE BALI (5)

Gambar
Kembali ke awal cerita dimana salah seorang Kriyan diutus untuk menjemput Ki Kebo Iwa yang ditinggal oleh Patih Gajah Mada di daerah Banyuwangi berhasil menemui Ki Kebo Iwa dan mengantarnya ke Istana Majapahit . Kedatangan Patih Kebo Iwa ke tanah Majapahit menyebabkan para tentara, baik yang belum pernah melihatnya maupun yang pernah takluk atas kekuatannya, menjadi terperangah, kagum, bercampur rasa ngeri dan waspada, tentara Majapahit , menampakkan ekspresi terkejut dan cemas. Arah pandang mereka terpusat ke satu tujuan yang sama. Beberapa diantara mereka nampak sedang berbisik pelan dengan teman yang berada di sebelahnya ; “Lihatlah ukuran tubuhnya! Luar biasa ! Mengerikan !”. Patih Gajah Mada menyambut kedatangan Patih Kebo Iwa: “Salam, Patih yang tangguh ! Selamat datang di Kerajaan Majapahit”. Patih Kebo Iwa yang menimpali salam dari Patih Gajah Mada : “Terima Kasih Patih, kiranya anda bersedia untuk langsung menjelaskan maksud dari baginda Tri Bhuwana Tunggadewi ya