SRI RAJASANAGARA (2)
Dari uraian Kitab Pararaton kita mengetahui bahwa setelah peristiwa Bubat berakhir, Gajah Mada mukti palapa, mengundurkan diri dari jabatannya, namun beberapa saat kemudian ia aktif kembali dalam pemerintahan, tetapi tidak terdapat keterangan lebih lanjut perihal pelaksanaan program politik-Nusantaranya. Di dalam kakawin Negarakertagama disebutkan bahwa raja Hayam Wuruk (Sri Rajasanagara) pernah menganugerahkan semuab sima kepada Gajah Mada yang kemudian diberi nama darmma kasogatan Madakaripura, di tempat inilah agaknya Gajah Mada menetap selama ia mukti palapa.
Berhubung dengan meninggalnya puteri Sunda (Dyah Pitaloka) dalam peristiwa di Bubat, maka kemudian raja Hayam Wuruk menikah dengan Paduka Sori anak dari Bhre Wengker Wijayarajasa dari perkawinannya dengan Bhre Daha Rajadewi Maharajasa (bibi Hayam Wuruk).
Masa pemerintahan Hayam Wuruk nampak sekali usaha-usaha untuk meningkatkan kemakmuran bagi rakyat, berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi dan kebudayaan sangatlah diperhatikan. Hasil pemungutan berbagai macam pajak dan upeti dimanfaatkan untuk menyelenggarakan kesejahteraan bagi seluruh kerajaan dalam berbagai bidang. Kakawin Negarakertagama dan beberapa buah prasasti yang berasal dari pemerintahan raja Hayam Wuruk memberikan keterangan tentang hal tersebut.
Untuk keperluan peningkatan kesejahteraan di bidang pertanian, raja telah memerintahkan pembuatan bendungan-bendungan dan saluran-saluran pengairan, serta pembukaan tanah-tanah baru untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai-sungai besar diadakan tempat-tempat penyeberangan yang sangat memudahkan lalu-lintas antar daerah.
Raja Hayam Wuruk sangatlah memperhatikan kondisi daerah-daerah dalam wilayah kerajaannya, beberapa kali ia mengadakan perjalanan kenegaraan, meninjau daerah-daerah di seluruh wilayah Majapahit dengan diiringi oleh para pembesar kerajaan. Kakawin Negarakertagama mencatat perjalanan raja Hayam Wuruk ke Pajang pada tahun 1351 M, ke daerah Lasem pada tahun 1354 M dan ke daerah pantai selatan (Lodaya) pada tahun 1357 M. Kemudian ia mengadakan perjalanan menuju daerah Lumajang pada tahun 1359 M dan daerah Tirib - Sempur pada tahun 1361 M dan pada tahun 1363 M raja Hayam Wuruk mengunjungi Candi Simping sambil meresmikan sebuah candi yang baru selesai dipindahkan.
Peristiwa penting lainnya yang terjadi pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk adalah penyelenggaraan pesta dalam rangka upacara sraddha agung untuk memperingati dua belas tahun meninggalnya Sri Rajapatni (neneknya). Upacara sraddha tersebut diselenggarakan dengan khidmat dan meriah dalam bulan Badrapada tahun 1362 atas perintah ibunda raja Tribhuwanottunggadewi.
Untuk selanjutnya silahkan membaca PEREBUTAN KEKUASAAN
Komentar
Posting Komentar